Jumat, 19 Desember 2014

OUTLINE



.   Pengertian Outline (Kerangka Karangan)          
1.      Pengertian Outline
Pengertian Outline menurut bahasa adalah kerangka, regangan, garis besar, atau guratan. Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
2.      Pengertian Karangan
Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi.
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.
B.   Manfaat & Fungsi Outline (Kerangka Karangan)
1.      Manfaat Kerangka Karangan
Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.
·         Membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
·         Dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan  
·         Pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu. 
·         Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
·         Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan secara memberaikan kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut sehingga membantu penulis menciptakan suasana yang berbeda-beda dengan fariasi yang diinginkan.  
·         Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan. 

2.      Fungsi Kerangka Karangan
A.      Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis. 
B.      Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
C.      Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.

C. Macam dan Sayarat Kerangka Outline (Kerangka Karangan)
1.      Macam-macam Kerangka Karangan
a.      Berdasar Sifat Rinciannya:
·         Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
·         topiknya tidak komplek
·         akan segera digarap
b.      Kerangka Karangan Formal:
·         topiknya sangat komplek
·         topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
c.       Berdasar perumusan teksnya
·         Kerangka Kalimat
·         Kerangka Topik
·         Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik
2.      Syarat – Syarat Menyusun Kerangka Karangan
a.        Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
b.        Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
c.         Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
d.        Harus menggunakan simbol yang konsisten.
D. Langkah – langkah Membuat Kerangka Karangan
      1.   Menentukan tema dan judul
Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :         
·         Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
·         Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
·         Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik yang lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
·         Judul tidak harus sama dengan topik.
·         Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas.
·         Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya.
·         Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
·         Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.
·         Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi.
      2.   Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara memngumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing-masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
      3.   Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut ini petunjuk-petunjuknya :
·         Hal penting semampunya.
·         Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
·         Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4        Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
5.  Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul)
·         Mengatur urutan gagasan
·         Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
·         Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Karena bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (kerangan tidak mengalir).
      6.    Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan materi yang hendak di tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang dikumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Begitu juga dengan pengembangannya
E. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
·         Urutan klimaks dan antiklimaks        
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
·         Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian-perincian yang menelusuri akibat-akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan-persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.
·         Urutan pemecahan masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif-alternatif sebagai jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
·         Urutan umum-khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
·         Urutan familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan-keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
·         Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca.

 SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar